Massappa Paddisengeng,Perbedaan Dasar Retorika, Dialektika dan Elocutio - baika kali ini massappa paddisengeng akan berbagi mengenai perbedaan dasar Retorika,Dialektika dan Elocutio,berikut ulasannya:
PENGERTIAN RETORIKA
PENGERTIAN RETORIKA
Pengertian
pokok dari retorika adalah berbicara. Berbicara berarti mengucapkan kata atau
kalimat kepada seseorang atau sekelompok orang, untuk mencapai suatu tujuan
tertentu (memberikan informasi atau memberikan motivasi). Berbicara adalah
salah satu kemampuan khusus pada manusia. Berikut disampaikan uraian mengenai
retorika diantaranya:
1.
Arti Retorika
Secara
etimologis, retorika berasal dari bahasa Yunani, “rhetrike” yang berarti seni kemampuan berbicara yang dimiliki
seseorang. Aristoteles dalam bukunya “Rhetoric”
mengemukakan pengertian retorika, yaitu kemampuan untuk memilih dan menggunakan
bahasa dalam situasi tertentu secara efektif untuk mempersuasi orang lain. Sedangkan
menurut Gorys Keraf, retorika adalah suatu istilah secara tradisional yang diberikan
pada suatu teknik pemakaian bahasa sebagai seni yang didasarkan pada suatu
pengetahuan yang tersusun baik. Menurut P. Dori Wuwur Hendrikus, retorika
adalah kesenian untuk berbicara baik yang digunakan dalam proses komunikasi
antarmanusia.
Retorika berarti kesenian untuk berbicara dengan baik (kunst, gut zu reden atau ars bene dicendi), yang dicapai
berdasarkan bakat alam (talenta) dan keterampilan teknis (ars, techne). Kesenian berbicara ini bukan hanya berarti berbicara
lancar tanpa pikiran yang jelas dan tanpa isi, melainkan suatu kemampuan untuk
berbicara dan berpidato secara singkat, jelas, padat, dan mengesankan. Retorika
modern mencakup ingatan yang kuat, daya kreasi dan fantasi yang tinggi, teknik
pengungkapan yang tepat dan daya pembuktian serta penilaian yang tepat.
Retorika modern adalah gabungan yang serasi antara pengetahuan, pikiran,
kesenian dan kesanggupan berbicara. Dalam bahasa populer, retorika berarti pada
tempat yang tepat, pada waktu yang tepat, atas cara yang lebih efektif, mengucapkan
kata-kata yang tepat, benar dan mengesankan.
Keterampilan dan kesanggupan untuk menguasai seni berbicara dapat dengan
mencontoh para rektor yang terkenal (imitatio),
dengan mempelajari dan mempergunakan hukum-hukum retorika (doctrina), dan dengan melakukan latihan yang teratur (exercitium). Dalam seni berbicara juga
dituntut penguasaan bahan (res) dan
pengungkapan yang tepat melalui bahasa (verba).
2.
Retorika, Dialektika dan Elocutio
Ilmu retorika
juga berhubungan erat dengan dialektika yang sudah berkembang sejak zaman
Yunani kuno. Dialektika adalah metode untuk mencari kebenaran lewat diskusi dan
debat. Melalui dialektika orang dapat mengenal dan menyelami suatu masalah (intellectio), mengemukakan argumentasi (inventio) dan menyusun jalan pikiran
secara logis (dispositio). Retorika
mempunyai hubungan dengan dialektika karena debat dan diskusi juga merupakan
bagian dari ilmu retorika.
Elocutio
berarti kelancaran berbicara. Dalam retorika kelancaran berbicara sangat
dituntut. Elocutio menjadi prasyarat kepandaian berbicara. Oleh karena itu,
retorika juga berhubungan erat dengan elocutio.
APAKAH RETORIKA DAPAT DIPELAJARI?
Sebuah pepatah
bahasa latin berbunyi: “Poeta nascitur,
orator fit.” Artinya, “seorang penyair dilahirkan, tetapi seorang ahli
pidato dibina”. Sejak dua ribu tahun terbukti bahwa banyak orang menjadi ahli
pidato, karena mereka mempelajari teknik berbicara dan berpidato serta tekun
melakukan latihan berbicara juga berpidato. Berikut terdapat dua contoh dalam
sejarah yaitu:
1.
Demosthenes (384 - 322)
Demosthenes dari
lahir memiliki kekurangan dalam berbicara. Dalam mengatasi itu, dia pergi ke
pantai laut, menaruh kerikil dalam mulutnya, dan berusaha berbicara dengan
ucapan yang jelas dan dengan suara yang sekuat mungkin untuk bisa mengatasi
gemuruh hempasan ombak, dan usahanya ini berhasil. Demosthenes akhirnya menjadi
seorang ahli pidato dalam Kerajaan Yunani Kuno.
2.
Winston Churchill (1874 - 1965)
Untuk bisa
berpidato di depan Parlemen Inggris. Winston Churchill berhari–hari dia mencoba
membuat latihan membaca dan berpidato. Dia mempersiapkan diri secara intensif. Beberapa
bagian penting dari pidatonya malah dihafalkan. Usaha yang tekun ini akhirnya
menjadikannya seorang ahli pidato terkenal.
Orang-orang
yang bersifat introver dapat mengalami kesulitan dalam menggunakan bahasa.
Introver adalah bersifat suka memendam rasa dan pikiran sendiri dan tidak
mengutarakannya kepada orang lain (bersifat tertutup). Dalam mempelajari
retorika lebih mudah bagi mereka yang ekstover, tetapi tetap saja keberhasilan seni
berbicara tergantung dari usaha untuk mengembangkan kemampuan dengan optimal.
Terus latihan untuk berbicara akan merubah gaya berbicara seseorang. Oleh
karena itu, seni berbicara dapat dikuasai dan ilmu retorika juga dapat
dipelajari.
PEMBAGIAN RETORIKA
Retorika adalah bagian dari
ilmu bahasa, khususnya ilmu bina bicara (sprecherziehung).
Retorika sebagai bagian dari ilmu bina bicara ini mencakup:
1.
Monologika
Monologika
adalah ilmu tentang seni berbicara secara monolog, dimana hanya seorang yang
berbicara. Bentuk-bentuk yang tergolong dalam monologika adalah pidato, kata
sambutan, kuliah, makalah, ceramah dan deklamasi.
2.
Dialogika
Dialogika
adalah ilmu tentang seni berbicara secara dialog, dimana dua orang atau lebih
berbicara atau mengambil bagian dalam satu proses pembicaraan. Bentuk dialogika
yang penting adalah diskusi, tanya jawab, perundingan, percakapan dan debat.
3.
Pembinaan Teknik Bicara
Efektivitas
monologika dan dialogika tergantung juga pada teknik bicara. Teknik bicara
merupakan syarat bagi retorika. Oleh karena itu, pembinaan teknik bicara
merupakan bagian yang penting dalam retorika. Dalam bagian ini perhatian lebih
diarahkan pada pembinaan teknik bernafas, teknik mengucap, bina suara, teknik
membaca dan bercerita.
Dari beberapa ulasan di atas, apapun defenisi dan
siapapun yang mengemukakannya semua mengacu dan memberi penekanan kepada
kemampuan menggunakan bahasa lisan (berbicara) yang baik dengan
memberikan sentuhan gaya (seni) di dalam penyampaiannya dengan tujuan
untuk mengikat/menggugah hati pendengarnya dan mengerti dan memahami
pesan yang disampaikannya.
0 komentar:
Posting Komentar